Kamis, 05 Juli 2012

pidato saat milada BSMI oleh pendiri BSMI

Assalamu’alaikum wrohmatullaahi waborakaatuh.
Alhamdulillahirobbil alamiin.Washsholaatu wassalaamu ala asrofil anbiyaai wal mursalin.
Selamat malam,Selamat sejhatera buat kita semua.
Segala puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat ilahi Robbi, dan demikianlah seharusnya-atas segala nikmat yang Allah berikan khususnya pada malam ini kita bisa berkumpul dalam keadaan sehta wal afiaat. Salam kita panjatkan atas Nabi Muhammad SAW pemimpin kaum muslinin, contoh dan teladan umat, juga atas seluruh sahabat dan keluarga serta penerus risalahnya hingga akhir zaman.
Kami ucapkan terima kasih atas kehadiran seluruh hadirin yang kami hormati, atas waktu dan perhatiannya untuk acara ini yaitu Milad BSMI ke 10. Hanya Allah sajalah yang akan membalasnya. Milad merupakan penanda di salah satu waktu rentang kehidupan, penanda kehidupan organisasi, penanda kehidupan organisasi kemanusiaan BSMI yang kita cintai bersama. Di waktu ini kita merenung dan memahami apa yang telah kita lakukan dan apa yang akan kita lakukan.
Sepuluh tahun yang lalu, setelah gegap gempita reformasi terjadi konflik horisontal beraura agama di ujung timur Indonesia. Pengalaman yang sangat tidak menyenangkan, ada warna ketidak adilan, pemihakan dan penelantaran, ada kecurigaan,  kecemburuan, korban - korban jiwa, darah dan duka nestapa. Ada ruang kosong yang tak terisi dan bahkan sulit diisi tapi harus diisi. Ada kebutuhan akan peran umat untuk mengisi dan membangun perdamaian, membangun kemanusiaan.  Para aktivis kemanusiaan berkumpul bermusyawarah, aktivis yang awal dan yang belakangan, yang tua dan yang muda semua menguji gagasan dan pndapat dan menemui keseimbangan yaitu perlunya organisasi kemanusiaan di bumi Indonesia yang mampu mejembatani dan mengatasi masalah kemanusiaan dan perdamaian. Maka pada tanggal 8 Juni 2002, di Aula masjid Al Azhar Jakarta dideklarasikanlah suatu organisasi kemanusian yang berlambangakan bulan sabit merah yaitu Bulan Sabit Merah Indonesia. Ada harapan dan suka dan juga duka.
Harapan itu berpadu dan terwujud dalam berbagai aksi  kemanusiaan. Konflik Aceh, Gempa Nabire, Gempa Alor, Perang Irak, Perang israel Libanon, Tsunami Aceh, Gempa Jogja, Gempa Pangandaran, Wasior, Mentawai, Situ Gintung. Perang israel – Gaza dan banyak lagi. Juga aksi kemanusiaan Ibu dan Anak, Operasi Katarak, Hernia, rumah Sakit Lapangan. Itu semua menjadi ujian keimanan dan kesabaran. Aksi kemanuniaan ini menghimpun ribuan relawan BSMI di hampir seluruh penjuru Nusantara dari Sabang sampai Papua, dari Alor sampai Ternate. Menghimpun seluruh relawan dari berbagai profesi baik non medis dan non medis. Jurnalis, driver, dapur umum, logistik, perawat, bidan, dokter, akuntan, ahli hukum, komunikasi  dan banyak lagi. Menghimpun relawan baik yang Muslim, Nasrani dan Budha. Alangkah indahnya keragaman itu  di bawah lambang kemanusiaan dan perdamiaan yaitu lambang Bulan Sabit Merah. Banyak hal mebuat kita haru,gembira, tersenyum dan bahagia. Melihat wajah para masyarakat yang kurang beruntung, yang sedikit terkurangi penderitaannya dengan aksi aksi kemanusiaan BSMI. Ada rasa bahagia di dalam lubuk hati kita, melihat munculnya dan menggeloranya semangat para relawan kemanusiaan sehingga berdirilah berbagai organisasi kemanusiaan di Indonesia setelah kehadiran BSMI, terbitlah Undang Undang Penanggulangan Bencana, muncullah berbagai Rumah Sakit Lapangan dan juga Undang Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional, dan beasiswa Palestina dan banyak lagi. BSMI membantu pemerintah menyalurkan bantuan ke kota Baghdad Iraq, membawa ambulans dan bantuan untuk Gaza Palestina. BSMI membantu pelepasan sandera TKI dan wartawan Metro TV di Iraq. Muncul berbagai kerjasama program kemanusian dengan berbagai Kementerian. Banyak aksi kerjasama dengan dunia Usaha seperti Indosat dan lain lain. BSMI menerima sumbangan dari para donatur kemanusiaan untuk kegiatan kemanusiaan. Alangkah indah dan menyenangkan.  Telah banyak yang telah kita kerjakan berkat kerjasama semua pihak  dan tentu akan lebih banyak lagi aksi aksi kemanusiaan dengan dukungan para relawan, para donatur, masyarakat, pemerintah dan para nggota parlemen Indonesia.
Namun ada sedikit rasa galau ketika ada pihak yang memaksakan lambangnya sebagai satu satunya lambang di Indonesia. Perlukah itu ? Apa manfaatnya buat masyarakat Indonesia ??? Apa akan menimbulkan kedamian atau keresahan ??? Namun kita percaya pada pertolongan Allah, Allah akan menolong hambanya yang dekat dengan umatnya. Allah akan menolong BSMI untuk terus tumbuh dan hidup berkembang disanubari masyarakat Indonesia. Melalui gerak hati dan kerja para anggota parlemen, pemerintah dunia usaha. Semoga Allah meridhoi kita semua. Amin.
Selamat untuk para relawan. Selamat untuk para donatur. Selamat untuk para mitra BSMI. Selamat untuk semua. Hidup BSMI. Amin

Wassalamu alaikum warohatullaahi wabarokaatuh.
TTD.
dr Basuki Supartono,SpOT,FICS,MARS